Dasar klasifikasi iklim Koppen ini adalah curah hujan dan suhu udara.
Klasifikasi iklimnya adalah sebagai berikut. Iklim A Iklim A adalah iklim hujan
tropis. Iklim A ini ditandai oleh suhu bulan terdinginnya yang lebih dari 18˚C dan memiliki curah
hujan tahunan tinggi. Iklim B Iklim B ini disebut juga iklim
kering atau iklim gurun. Iklim ini ditandai adanya jumlah curah hujan yang
lebih kecil dibanding penguapan. Terdiri dari dua subtipe, yaitu sebagai
berikut :
1.
Iklim Stepa (BS)
Daerah yang bertipe iklim BS ini adalah daerah setengah kering ( semi arid).
Curah hujannya di lintang rendah adalah 380-760mm per tahun.
2.
Iklim Padang Pasir
(BW) Daerah yang termasuk kedalam kelompok iklim BW adalah daerah kering (
arid) yang memiliki curah hujan kurang dari 250 mm per tahun.
Iklim C Iklim C disebut juga iklim sedang basah atau sedang.
Ciri iklim ini adalah suhu bulan terdinginnya mencapai -3˚C sampai dengan
-18˚C. Iklim ini ada tiga subtipe, yaitu: iklim Cs disebut juga iklim sedang
dengan musim panas yang kering, iklim Cw disebut juga iklim sedang dengan musim
dingin yang kering, dan iklim Cf disebut juga iklim sedang yang lembap.
Iklim D Iklim D adalah iklim dingin.
Iklim ini memiliki ciri suhu bulan terdinginnya kurang dari -3˚C, sedangkan
suhu bulan terpanasnya lebih dari 10˚C. Iklim tipe D ini memiliki dua subtipe,
yaitu sebagai berikut. Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw). Iklim
dingin tanpa periode siang (Df).
Iklim E Iklim ini dinamakan pula iklim kutub. Ditandai oleh
adanya bulan terpanas dengan suhu yang besarnya kurang dari 10˚C. Iklim E ini terdapat
lima zone, E1, E2, E3, E4, dan E5, yang dibedakan berdasarkan bulan keringnya,
yaitu bulan yang memiliki curah hujan bulanannya kurang dari 60mm. Berdasarkan
klasifikasi iklim Koppen tersebut, sebagian besar wilayah Indonesia memiliki
iklim tipe A. Wilayah Indonesia yang berada di daerah pegunungan memilki tipe
iklim C. Hanya satu wilayah yang memiliki iklim tipe E, yaitu wilayah Jaya
Wijaya di Irian Jaya.
Komentar
Posting Komentar